JAKARTA, JMI -- Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon
yang tetap akan melanjutkan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia. Puan
meminta Fadli Zon untuk menulis ulang sejarah secara jelas tanpa merugikan
pihak manapun.
"Kita harus sama-sama menghargai dan menghormati bahwa penulisan sejarah
itu harus dilaksanakan sejelas-jelasnya, seterang-terangnya, tanpa ada pihak
yang merasa dirugikan atau dihilangkan jejak sejarahnya," ujar Puan di
Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Puan meminta Fadli Zon tidak menghilangkan jejak sejarah dalam proyek tersebut.
Dia juga meminta Fadli Zon untuk saling menghormati dalam penulisan sejarah
ulang tersebut.
"Jadi, saling menghormati lah terkait dengan hal itu. Ya saling
menghormati dan menghargai," imbuhnya.
Sebelumnya, Komisi X DPR RI telah meminta Fadli Zon untuk menunda penulisan
ulang sejarah Indonesia. Hal itu disampaikan saat rapat kerja di Kompleks
Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7).
Fadli Zon menegaskan proyek penulisan ulang sejarah tetap akan dilanjutkan. Dia
meminta publik tidak langsung menghakimi proyek penulisan ulang sejarah.
"Kita akan uji publik gitu. Jadi nggak ada masalah kita uji publik kan,
memang rencananya begitu. Jadi lihat dulu hasilnya, jangan kita menghakimi
sesuatu yang belum ada," ujarnya.
Fadli mengatakan penulisan ulang sejarah masih berlangsung sampai saat ini. Dia
kemudian mengutip pernyataan Presiden ke-1 RI Sukarno, yang meminta agar tidak
melupakan sejarah.
"Ini kan apa yang disebut oleh Bung Karno, jangan sekali-sekali
meninggalkan sejarah. Kok kita sekarang malah menuntut tidak boleh menulis
sejarah, itu bagaimana ceritanya? Gitu ya, jadi kita tentu harus menulis
sejarah kita," jelasnya.
"Sebagaimana saya sampaikan, sejarah kita yang kita tulis itu bukan secara
detail. Kalau mau detail, itu harus bikin sendiri-sendiri. Nah, ini adalah
secara umum," lanjut dia.
sumber: detik | editor: alkhadafi | Kamis 03-07-2025, 14:20 WIB
0 komentar :
Posting Komentar