JAKARTA, JMI - Misteri kematian diplomat muda Kementerian
Luar Negeri (diplomat
muda Kemlu) yang tewas dengan kepala terlilit lakban di kamar kos di
kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat (Jakpus) perlahan mulai terungkap.
Tas milik diplomat Kemlu tewas Arya Daru Pangayunan (39) sudah ditemukan. Tas itu sempat dibawa Arya Daru ke Rooftop lantai 12 Gedung Kemlu sebelum ditemukan tewas.
Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Reonald Simanjuntak mengungkap, tas itu berisi laptop, obat, hingga pakaian.
"Laptop, pakaian yang baru dibeli, ada beberapa obat-obatan yang korban bawa, terus ya pokoknya belanjaan yang baru dia beli, beberapa nota, beberapa alat-alat kantor lah gitu," ujar Reonald, Senin (28/7/2025).
Dia enggan membeberkan jenis obat apa saja yang berada dalam tas Arya Daru. Dia hanya kembali menegaskan, ditemukan surat rawat jalan Arya Daru Pangayunan (ADP) yang dikeluarkan salah satu rumah sakit umum di Jakarta. Surat itu dikeluarkan pada Juni 2025.
Reonald menjelaskan, dalam rekaman CCTV yang beredar, Arya Daru sempat membawa tas tersebut ke rooftop gedung Kemenlu. Namun saat turun dari rooftop, Arya Daru tampak tak membawa tas.
Reonald mengatakan, akses menuju rooftop Gedung Kemlu harus menggunakan tangga darurat dari lantai 12. Sementara akses dari lantai dasar menuju lantai 12 bisa menggunakan lift.
"Liftnya itu sampai lantai 12, terus pakai tangga darurat (ke rooftop), ada tangga darurat ke rooftop itu," kata dia.
Selain itu, polisi berjanji terus mencari ponsel Daru meski penyelidikan kasus ini nyaris tiga pekan.
"Ponsel sampai dengan kapan pun akan tetap dicari ya, pasti akan tetap ini, akan dibutuhkan," terang Reonald.
Berikut sederet perkembangan terkini mengungkap misteri kematian diplomat muda Kemlu:
1. Tas Ditemukan di Rooftop Gedung Kemlu
Tas diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang tewas dengan kepala terlilit lakban, Arya Daru Pangayunan (39), sudah ditemukan. Tas itu sempat dibawa Arya Daru ke Rooftop lantai 12 Gedung Kemlu sebelum ditemukan tewas.
Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Reonald Simanjuntak mengungkap, tas itu berisi laptop, obat, hingga pakaian.
"Laptop, pakaian yang baru dibeli, ada beberapa obat-obatan yang korban bawa, terus ya pokoknya belanjaan yang baru dia beli, beberapa nota, beberapa alat-alat kantor lah gitu," jelas Reonald, Senin (28/7/2025).
Dia enggan membeberkan jenis obat apa saja yang berada dalam tas Arya Daru. Dia hanya kembali menegaskan, ditemukan surat rawat jalan Arya Daru yang dikeluarkan salah satu rumah sakit umum di Jakarta. Surat itu dikeluarkan pada Juni 2025.
"(Riwayat sakit) enggak bisa saya kasih tahu ya, karena itu masuk ke privasi," terang Reonald.
Reonald menyebut, dalam rekaman CCTV yang beredar, Arya Daru sempat membawa tas tersebut ke rooftop gedung Kemlu. Namun saat turun dari rooftop, Arya Daru tampak tak membawa tas.
Reonald mengatakan, akses menuju rooftop Gedung Kemlu harus menggunakan tangga darurat dari lantai 12. Sementara akses dari lantai dasar menuju lantai 12 bisa menggunakan lift.
"Liftnya itu sampai lantai 12, terus pakai tangga darurat (ke rooftop), ada tangga darurat ke rooftop itu," kata dia.
2. Sempat Belanja ke Mall
Rekaman CCTV terbaru soal kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinsial ADP, memperlihatkan sosoknya berada di rooftop kantornya, Minggu 7 Juli 2025 pada malam hari.
Polisi mengungkap, sebelum berada di rooftop ternyata ADP baru selesai berbelanja di salah satu mal besar kawasan Jakarta Pusat.
"Jadi (ADP) sempat belanja di salah satu tempat perbelanjaan di Jakarta Pusat, lalu ke ya terakhir di rooftop itu," kata Reonald.
Saat ditanya lebih jauh, sedang apa ADP di mal tersebut, Reonald mengatakan yang bersangkutan baru saja selesai berbelanja.
"Iya, kan dari belanja dia," ucap dia.
Reonald memastikan, bukti berbelanja dari ADP diketahui dari kantong belanja yang ditemukan bersamaan dengan tas yang ditinggalkan di lantai 12 gedung Kemlu dekat rooftop tempat ADP terlihat.
3. Terungkap Asal Usul Lakban Kuning
Satu per satu misteri kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39) terungkap, termasuk asal usul lakban kuning yang melilit kepala korban.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menuturkan, lakban kuning terebut dibeli di Yogyakarta.
"Terkait dengan Lakban kuning, berdasarkan keterangan istri korban, bahwa lakban tersebut dibeli pada akhir bulan Juni di Toko Merah, Gedong Kuning, Yogyakarta," kata Ade kepada wartawan, Senin (28/7/2025).
Selain ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP), indekos kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, lakban juga ada di rumah korban di Yogyakarta.
"Segera akan diserahkan ke penyidik sebagai pembanding," lanjut Ade.
Berdasarkan hasil penelusuran polisi dari pemeriksaan rekan kerja korban, bahwa lakban kuning tersebut biasa digunakan pegawai Kemlu yang berpergian keluar negeri
"Guna mempermudah mencari barang saat di bandara, mengingat fungsinya sebagai penanda karena warna mencolok," pungkasnya.
4. Polisi Bakal Hadirkan Sejumlah Pihak Ungkap Misteri Kematian
Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, sejumlah pihak dihadirkan ke Polda Metro Jaya untuk mengungkap misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Diplomat Muda Kemlu) Arya Daru Pangayunan alias ADP. Mereka dihadirkan untuk dilakukan gelar hasil penyelidikan akhir terhadap kasus tersebut.
"Untuk eksternalnya dari Kemlu, tempat korban bekerja, ahli otopsi, dari siber juga dihadirkan untuk masalah bukti digital, kemudian ahli psikologi forensik, kemudian komponen pengawas (Kompolnas) biar transparan, kemudian Komnas HAM," ujar Reonald di Polda Metro Jaya, Senin (28/7/2025).
Reonald belum dapat memprediksi berapa lama gelar hasil penyelidikan akhir bakal berlangsung. Sebab, kata dia, para ahli akan menjelaskan temuannya masing-masing.
"Tergantung penjelasan para ahli ya, kemudian nanti dari siber juga pasti menjelaskan bukti yang mendukung bahwa menyatakan kejadian itu bisa terjadi gitu, dari hal-hal bukti digitalnya, dari CCTV, dari data yang diangkat dari laptopnya korban gitu," terang Reonald.
Dia berharap, usai semua keterangan disatukan, maka diharapkan segera dilangsungkan jumpa pers. Tujuannya agar publik dapat mendapatkan keterangan yang finalnya.
"Sekali jalan aja, sekali gelinding kan selesai. Karena kan ditunggu betul-betul ditunggu masyarakat," Reonald menandasi.
5. Jejak Percakapan WA dan Email Arya Daru
Keberadaan ponsel milik diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan, alias ADP masih misteri. Polisi berjanji terus mencari ponsel Daru meski penyelidikan kasus ini nyaris tiga pekan.
"Ponsel sampai dengan kapan pun akan tetap dicari ya, pasti akan tetap ini, akan dibutuhkan," kata Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak kepada awak media di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Meski secara fisik ponsel tersebut belum ditemukan, tim siber Polri sudah mendapatkan salinan WhatsApp (WA) dan email dari device lain milik ADP sebelum dia ditemukan tewas.
"Penyelidik menyatakan walaupun handphone hilang, tidak menghambat dalam pengungkapan dan untuk menemukan fakta apa yang terjadi, karena ada bukti digital. (Tim) cyber dapat mengandalkan email yang ada di koneksi laptopnya yang kebetulan terisi (data) handphone korban, WA dan emailnya," kata dia.
Saat ini, penyidik sedang mencocokkan data yang sudah didapat dengan rekam jejak percakapan WhatsApp dengan istri korban dan temannya. Hasilnya, ada kecocokan.
"Dikombinasikan dengan WA istri, WA teman, WA yang orang-orang yang sebelum beliau yang bersangkutan itu ditemukan sudah tidak bernyawa, itu handphone-nya kan semua sudah disinkronkan dengan apa yang terjadi," jelas Reonald.
Bahkan, menurut Reonald, tidak sebatas chat dan email, pihak kepolisian sudah mendapatkan data taksi yang mengantar ADP. Sopir taksi itu pun sudah dimintai keterangannya.
"Sopir taksi itu juga, sopir taksi yang mendapatkan orderan yang untuk mengantarkan orderan itu juga sudah diambil keterangan," ujar Reonald menandasi.
sumber: liputan6
0 komentar :
Posting Komentar