WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Raya, Balita Asal Kabandungan Meninggal Dipenuhi Cacing Di Dalam Tubuhnya, Layanan Kesehatan Di Wilayah Itu Dipertanyakan


JAKARTA, JMIJagat maya digemparkan oleh beredarnya video berdurasi 9 detik yang memperlihatkan kondisi mengenaskan seorang balita perempuan asal Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Balita berusia sekitar tiga tahun bernama Raya meninggal dunia dengan tubuh lemah dan dipenuhi cacing yang keluar dari beberapa bagian tubuhnya.

Video tersebut, yang berwatermark lembaga sosial Rumah Teduh, viral di media sosial Facebook dan aplikasi perpesanan WhatsApp. Publik pun menyuarakan keprihatinan mendalam dan mempertanyakan kondisi sosial serta layanan kesehatan di wilayah tersebut.

Plt Camat Kabandungan, Budi Andriana, membenarkan peristiwa tersebut dan menyatakan bahwa pemerintah kecamatan telah melakukan sejumlah upaya, termasuk pengurusan administrasi kependudukan dan pengajuan Kartu Indonesia Sehat (KIS). “Bersama pihak desa, kami juga sempat memperbaiki rumah keluarganya,” ujar Budi.

Ia menambahkan bahwa kondisi Raya lebih banyak dipengaruhi oleh pola asuh keluarga yang tidak optimal. “Sejak kecil, almarhumah sering dibawa ke gunung untuk mencari kayu bakar. Ketika ada keperluan administrasi, keluarga sering menghilang, sehingga menyulitkan proses penanganan,” jelasnya.

Terkait video yang menunjukkan cacing keluar dari tubuh Raya, Budi mengaku terkejut dan menyayangkan penyebarannya.

“Kami sudah meminta laporan resmi kepada pihak yang mengantar, tetapi tidak diberikan. Pemerintah kecamatan maupun desa tidak pernah menyebarkan video tersebut,” tegasnya.

Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, menyampaikan bahwa Raya adalah anak dari pasangan Rizaludin alias Udin (32) dan Endah (38), warga Kampung Padagenyang. Ia menilai informasi yang beredar di media sosial tidak sepenuhnya akurat. “Sejak lama kami membantu keluarga ini, termasuk pengurusan KTP, KK, dan administrasi lainnya,” ungkap Wardi.

Namun, ia mengakui adanya kendala dalam layanan kesehatan, terutama terkait data NIK yang tidak sinkron antara KK dan KTP, sehingga menghambat proses BPJS. “Hal itu menjadi hambatan utama dalam akses layanan kesehatan,” tambahnya.

Wardi juga menyebut bahwa perilaku orang tua Raya kadang membingungkan, meski tidak dapat dikategorikan sebagai gangguan jiwa. “Misalnya, diberi pakaian tapi dibuang. Bahkan saat pemakaman, ayahnya sempat menghilang hingga larut malam,” ujarnya.

Tragedi yang menimpa Raya kini menjadi perhatian banyak pihak. Pemerintah kecamatan dan desa berkomitmen untuk meningkatkan pemantauan dan mengevaluasi sistem layanan dasar agar kejadian serupa tidak terulang di wilayah Kabandungan.

 

 

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar