WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Nenek Lasiyem, Penderita Tumor Kulit Dapat Bantuan Rumah dan Uang

Ponorogo, JMI - Cerita miris nenek Lasiyem (79), warga Desa Broto, Kecamatan Slahung, Ponorogo, yang menderita tumor kulit di kepala kiri hingga telinga dan pipinya habis dimakan belatung, mengetuk iba berbagai kalangan.

Salah seorang pembaca setia detikcom yang tidak bersedia disebutkan identitasnya, memberi sejumlah uang untuk biaya hidup sehari-hari nenek Lasiyem. Saat bantuan diberikan, nenek Lasiyem mengaku berterima kasih. "Terima kasih nggeh mas, saya syukuri, sekali lagi terima kasih nggeh mas," kata Lasiyem

Kaur Kesra Desa Broto, Endang Sumartin, saat menemani detikcom menyerahkan bantuan mangatakan, meski secara fisik terlihat sehat, namun kepala bagian kiri nyaris habis. "Telinganya sudah habis ini, sekarang balut dengan kain dari puskesmas," kata Endang, Senin (29/2/2016).

JMI.com beberapa waktu lalu, nenek Lasiyem adalah penderita tumor kulit yang nyaris menghabiskan pipi dan telinga kirinya. Semakin miris, Lasiyem tidak seberuntung orang lain yang seumuran dirinya kala dihari tuanya bisa menikmati hari berkumpul dengan anak dan menimang cucu. Lasiyem justru harus berjuang seorang diri lantaran keluarganya tidak pernah merawatnya.

"Keluarga saya yang di sana (Desa Ngrayun) tidak ada yang menjenguk," jelas Lasiyem.

Tidak hanya itu, kenyataan pahit lain juga mesti diterimanya, saat penyakitnya semakin parah, tahun 2013 lalu Lasiyem memutuskan untuk berangkat ke RSU dr Soetomo Surabaya dengan tujuan mendapat pengobatan. Namun usahanya harus kandas setelah tiga bulan berada di Surabaya tidak membuahkan hasil.

"Di sana hanya diperiksa periksa saja," ujar Lasiyem lirih kala bercerita pada detikcom.

Lasiyem kemudian memutuskan pulang ke hutan kawasan KPH Lawu DS Ponorogo Pacitan, di Desa Broto, Ponorogo, tempatnya selama ini menjalani hidup. Keputusan ini dilakukan setelah uang hasil penjualan satu satunya harta kekayaannya berupa kambing, ia jual sebagai modal berangkat mencari pengobatan ke Surabaya habis untuk biaya hidup selama di Surabaya.

"Uangnya saat itu habis, tiga bulan hanya diperiksa, ya pulang saja," jelas Lasiyem.

Selain mendapat bantuan berupa uang, Lasiyem pjuga mendapat bantuan rumah dari Perhutani dan pemerintahan Desa Broto. "Ya beliau kita sediakan rumah, ini atas inisiatif kerjasama, bangunannya dari perhutani, lahannya milik pemerintah Desa Broto, ini kita lengkapi fasilitasnya, kita anggarkan sekitar 6 jutaan," ujar Wakil Adm Kph Lawu DS Ponorogo Pacitan, Dedy Nurhadi kepada detikcom.

Menurut Dedy, langkah ini ditempuh perhutani setelah melihat kondisi Lasiyem yang hidup sebatang kara serta kesulitan dalam akses pengobatan. Selama ini, nenek Lasiyem tinggal di base camp milik perhutani Kph Lawu DS di desa Broto.

"Tempat tinggalnya orang sehat saja susah, apalagi beliau ini, harapannya bisa mudah dalam berobat," lanjut Dedy.

Sementara itu menurut Kades Broto, Mudjito, pihaknya akan menanggung seluruh kebutuhan sehari-hari nenek sebatang kara tersebut. "Seluruhnya akan kita tanggung, sembako, ini listriknya juga sudah ada," kata Kepala Desa Broto," kata Mudjito.

Tidak hanya itu, kini harapan Lasiyem untuk sembuh kembali muncul setelah pihak desa melalui Polindes memberikan pengobatan rutin dengan memberi kasa pembalut dan menggantinya tiap 4 hari sekali. "Itu dari bidan desa setelah dokter di kecamatan saya koordinasi kemarin," jelas Mudjito.

Selain itu, perangkat desa berencana untuk memotong gaji tiap bulan, untuk menanggung biaya hidup sehari hari Lasiyem. "Ke depannya dimohon dari dinas kesehatan untuk memberi pelayanan maksimal kepada Bu lasiyem biar kesehatannya itu kembali pulih semula, biar nanti beliau bergaul dengan warga sekitar biar tidak minder," jelas Mudjito.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Prof H Amran Suadi Optimis Kaspudin Nor Lolos Menjadi Dewas KPK

JAKARTA, JMI – Sebanyak 146 calon Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dinyatakan lolos pada seleksi admi...