WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Gagal Tanam di Sebagian Wilayah Kab.Grobogan, Petani Inginkan Penanganan Serius

GROBOGAN JATENG JMI - Kabupaten Grobogan sebagai salah satu penyangga pangan Jawa Tengah dengan berbagai komoditas hasil pertanian termasuk diantaranya padi, jagung, dan kedelai. Untuk jenis tanaman padi sendiri saat ini sudah memasuki panen raya di beberapa wilayah di Grobogan yang saat ini hampir bersamaan seperti di kecamatan Godong, klambu, penawangan, karang rayung Tawangharjo juga di beberapa sektor kecamata lain. 

Bulan Januari Februari ini para petani menui hasilnya dari jerih payahnya mengolah tanah sehingga menghasilkan panen padi yang sesuai harapan.

Beda halnya petani yang ada di kecamatan Brati, ada 5 Desa yang tahun ini sebagian gagal tanam akibat lahan pertanian tergenangi air terus menurus dengan seringnya hujan diwilayah pegunungan kendeng utara diantaranya Desa Karangsari, Desa Lemah Putih, Desa Katekan, Desa Menduran, Desa Temon, Desa Jangkungharjo ,juga ada yang di luar kecamatan brati, seperti Desa Wolo kecamatan Penawangan, Desa Werdoyo, dan Desa Guyangan kecamatan Godong. 

Jelas mengenai gagal tanam tahun ini cukup dirasakan  sangat menjadi beban bagi warga petani yang khusus yang terdampak ,"pasalnya di saat situasi pandemi Covid -19 yang tidak menentu  seperti ini justru beban masyarakat semakin bertambah dikarnekan mereka hanya mengandalkan dari hasil pertanian tidak ada usaha lain.

Satu masa tanam tahun 2021ini sebagian lahan pertanian di 5 desa tesebut nyaris,bahkan memang tidak bisa tertanami sama sekali

Ratusan haktar lahan pertanian yang sudah tidak bisa ditanami yang paling parah adalah Desa karangsari dan Desa Lemah Putih sudah layaknya seperti rawa yang tiap hari dijadikan warga untuk mencari ikan atau keong mas ,ratusan petani berharap agar pemerintah bisa memberikan solusi terbaik sehingga lahan mereka bisa tertanami kembali .

Suyati 60 th Warga Dusun Mlakas Desa lemah putih menyampaikan bahwa kejadian gagal tanam petani dan banjir yang selalu menggenangi area persawahan diakibatkan karena sungai yang tidak kuat menapung debit air ,bahkan ada yang tanam sampai 3 kali pasca tanam yang pertama di tahun 2021.

Hal yang sama dirasakan oleh Sugeng 67 th sudah beberapa kali tanam tapi selalu kebanjiran bahkan sudah berbulan bulan bahkan sudah hampir panen bahkan tanamannya menjadi membusuk ,kami juga petani yang lain pun mengeluhkan adanya musibah ini ,ya dengan harapan agar pemerintah juga dinas terkait  bisa memikirkan kepada kami agar lahan  bisa ditanami kembali, Selasa 1/2/22
Sugeng juga menyampaikan bahwa alur sungai lima yang masuk jadi satu akibatnya tidak bisa menampung air makanya ini merupakan peristiwa paling parah yang dirasakan petani saat ini,"Terang Sugeng

Terkait perihal gagal tanam ,Kepala Desa Lemah Putih (Hartoyo) kepada jurnal media indonesia menjelaskan bahwa banyak sekali faktor adanya banjir di daerah kami yang hingga saat ini air di area persawahan belum juga surut bahkan sudah seperti layaknya rawa ,ini bisa dilihat karena beberapa faktor diantaranya curah hujan sangat tinggi yang ada di sekitar wilayah Grobogan juga pegunungan kendeng sekitar brati yang memang kondisinya saat ini sudah gundul akibat pembabatan, penjarahan hutan beberapa tahun yang lalu, normalisasipun sering dilakukan tapi karena banyaknya material seperti endut/ lumpur tanah latri yang terbawa air mengakibatkan pendangkalan serta peninggian area persawahan ,juga adanya 3 jembatan yang sangat rendah mengakibatkan banyak sangkrah yang menjadi tersumpatnya jembatan karena banyaknya sampah gedebox pisang, " terang Kades, Selasa 1/2/22

Juga adanya anak sungai sampai 9 sungai yang alurnya menuju hanya 1 sungai yang seharusnya ini solusi terbaik seperti diberikannya sodetan menuju ke arah sungai lusi. 

Pemerintah Desa berharap kepada pihak terkait terutama Pemkab Grobogan agar bisa memberikan solusi terbaik termasuk adanya pemberian bantuan benih bibit yang sudah sering diberikan oleh dinas pertanian dan kami juga yang ada 5 desa ini sudah melakukan usulan bahkan laporan kepada balai besar wilayah sungai pamali juana (BBWS) di Semarang dengan harapan segera terialisasi dalam menangani permasalahan yang ada di daerah kami karena itu satu satunya yang diinginkan para petani," terang kades. 

Heru78/JMI/RED
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Wakapolres Nobar Semi Final Piala Asia U-23 Bersama Pj Bupati dan Forkopimda di Alun-Alun Subang

Subang, JMI – Lapang Alun- alun Subang di penuhi puluhan ribu masyarakat Subang yang ingin menyaksikan langsung Tim kesayangann...