sumber;detikhealth
JAKARTA, JMI -- Sejumlah pasien COVID-19 bisa mengalami gejala berkepanjangan
atau biasa dikenal dengan long COVID. Pemicunya diyakini akibat sindrom
pernapasan akut parah yang berdampak pada banyak organ lain.
Tidak
sedikit penyintas COVID-19 yang mengalami sejumlah gejala pasca terpapar. Riset
bertajuk 'Clinical characteristics and quality of life of persistent symptoms
of COVID-19 syndrome in Indonesia' menunjukkan 66,5 persen dari 385 responden
yang dianalisis mengalami keluhan long COVID.
Gejala long COVID yang umum ditemui di penyintas Indonesia
meliputi:
- Kelelahan
(29,4 persen)
- Batuk
(15,5 persen)
- Nyeri
otot (11,2 persen).
Risiko long COVID-19 atau gejala yang menetap lebih panjang
banyak ditemukan pada usia yang lebih tua, penyakit penyerta, keparahan klinis
lebih tinggi, perawatan di rumah sakit, pneumonia, hingga mereka yang
membutuhkan terapi oksigen.
Riset tersebut juga menganalisis aspek kualitas hidup pasca
terpapar COVID-19, pasien yang mengalami long COVID paling banyak yakni nyeri
atau tidak nyaman, kecemasan, atau depresi. Metode penelitian ini dilakukan
Januari 2021, pada orang yang sudah sembuh dari COVID-19, terkonfirmasi negatif
Corona, dan sudah selesai menjalani masa isolasi minimal 14 hari.
"Prevalensi sindrom persisten atau long COVID-19 di
Indonesia cukup tinggi, yang mempengaruhi kualitas hidup survivor COVID-19.
Pneumonia merupakan faktor utama yang mempengaruhi kejadian sindrom COVID-19
persisten. Penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar dan
waktu studi yang lebih lama direkomendasikan untuk mengendalikan COVID-19 dan
dampaknya terhadap kesehatan dan kualitas hidup penyintas COVID-19,"
demikian kesimpulan para ahli.
Penelitian ini dilakukan Agus Dwi Susanto, Fathiyah Isbaniah,
Irandi Putra Pratomo, Budhi Antariksa, Erlang Samoedro, Muhammad Taufik,
Fadlika Harinda, Fariz Nurwidya. Dirilis 3 April 2022, sementara penelitian
dilakukan Juli 2021.
Sumber : Detikhealth
0 komentar :
Posting Komentar