WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Potret SD Terpencil di Kuningan yang Minim Siswa


Kuningan JMI,
SD Negeri 2 Pamulihan di Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan menjadi salah satu sekolah yang letaknya cukup terpencil di Kabupaten Kuningan.

Untuk menjangkau lokasinya saja, diperlukan perjalanan dengan waktu tempuh hingga 2 jam. Melalui Jalur Ciwaru-Cilebak ini sangatlah ekstrem.

Pasalnya, kontur jalan yang naik-turun ditambah rusak di beberapa titik, tikungan tajam, dan kondisi aspal yang sebagian berlumut harus dilalui. Jika hujan turun, konsentrasi perlu ditingkatkan. Sebab salah sedikit akan berakibat fatal.

Walau ekstrem, rute tersebut juga menawarkan pengalaman berbeda. Berada di kawasan perbukitan, jalur Ciwaru-Cilebak ini memiliki panorama alam yang indah. Udara segar dan hamparan sawah hijau bakal menjadi tontonan yang menyegarkan mata selama perjalanan.

Perjalanan melelahkan memakan waktu sekitar 2 jam 11 menit. Sesampainya di lokasi, terlihat kondisi kegiatan anak-anak yang belajar layaknya siswa SD pada umumnya.

Bedanya, di sini mereka belajar di tempat cukup terpencil di Kabupaten Kuningan.

Saat ditemui di sela kesibukannya, Kepala SD Negeri 2 Pamulihan Karnasih banyak bercerita tentang pengalamannya memimpin sekolah ini.

Hampir 4 tahun wanita tersebut mengabdikan diri untuk menemani para guru membimbing siswa-siswi belajar di sekolahnya.

Ada satu keunikan yang terdapat di SD Negeri 2 Pamulihan, yakni jumlah muridnya tidak sampai 100 orang. Hanya 64 siswa yang menempuh pendidikan dasar di sekolah tersebut. Bahkan untuk siswa kelas II saat ini muridnya berjumlah 6 orang.

Menurut Karnasih, kondisi di sekolahnya agak lebih bagus jika dibandingkan dengan sekolah dasar lainnya yang berada di Kecamatan Subang. Sebab, ada beberapa sekolah yang jumlah siswanya di bawah 60 orang.

Hal tersebut bisa dimaklumi. Mengingat, jumlah penduduk di kawasan ini tidak terlalu banyak. Ditambah dengan kondisi geografis yang berada di dataran tinggi, membuat sekolah-sekolah tersebut hanya dapat menerima murid yang berasal dari satu dusun.

"Mayoritas siswa orang sini asli dari Dusun Manis, sekarang jumlahnya 64 orang. Dibandingkan dengan sekolah lain di daerah terpencil Kuningan, ini agak mendingan yang lainnya di bawah 60 siswa," ujar Karnasih

Meskipun jumlah muridnya sedikit, SD Negeri 2 Pamulihan tidak bakal digabung dengan sekolah lain. Alasannya, karena jarak dari satu sekolah ke sekolah lainnya bisa mencapai 1 hingga 2 km. Oleh sebab itu, sebuah sekolah dasar yang memiliki jumlah murid sedikit menjadi hal lumrah.

"Kalau di Subang ada yang dibagi juga ke Madrasah Ibtidaiyah. Ini sekolah satu-satunya di Dusun Manis. Paling sedikit di sini kelas II jumlah muridnya 6 orang," katanya.

Memberi pengajaran kepada siswa di sini bukanlah perkara sulit. Namun dari penuturan para guru, karena jumlah murid yang sedikit membuat jiwa kompetisi di antara siswa tidak terbentuk dengan baik.

Dengan begitu, tolok ukur keberhasilan pengajaran siswa tidak bisa dipantau secara keseluruhan. "Justru mengajar itu lebih enak yang banyak, jadi persaingan ada. Kalau sedikit, jiwa kompetisi murid sangat kurang," tuturnya.

Karnasih sendiri merasa bahagia bisa memimpin salah satu SD terpencil di Kuningan ini. Apalagi, warga di sekitar sekolah selalu bersikap ramah kepadanya. Momen seperti ini masih bisa ditemukan di kawasan pedesaan di Kabupaten Kuningan. "Kalau saya jujur, banyak sukanya, karena masyarakat di sini ramah-ramah," tuturnya.

Untuk sekarang, menurutnya ada setidaknya tujuh guru yang mengajar di sekolahnya. Mayoritasnya dari mereka merupakan warga asli Desa Pamulihan.

"Yang PNS ada tiga orang, termasuk saya. Sisanya yang ngajar itu kebetulan ada yang sudah diangkat jadi tenaga P3K dan ada honorer," tutupnya.


sumber : detik.com

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Sempat Tawarkan Daging Korban ke Tetangga

Ciamis, JMI - Seorang pria di Dusun Sindangjaya, Desa Cisontol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, membunuh dan memutilasi istrinya. Pela...