WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Ahok: Transportasi di Jakarta pokoknya paling parah deh

Senin 20 Juni 2016 | 15:45 WIB
Kemacetan Jakarta
Jakarta, JMI - Kemacetan di Jakarta semakin hari kian menggila seiring dengan banyaknya pembangunan infrastruktur di sejumlah ruas jalan. Ditambah lagi kualitas moda transportasi yang tak laik sehingga membuat warga malas meninggalkan kendaraan pribadi.

"Aduh jauh banget (laik). Pokoknya parah deh (transportasi) Jakarta paling parah," kata Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (20/6).

Saat ini, sejumlah kebijakan untuk mengatasi kemacetan di jalanan Ibu Kota gencar dilakukan. Salah satu yang tengah dilakukan adalah memperbaiki moda transportasi yang ada sehingga pembatasan volume kendaraan dapat tercapai.

Selain itu, dibuat pula sejumlah kebijakan yang dapat membatasi lalu lintas kendaraan pribadi warga, semisal dengan rencana penerapan kebijakan ganjil genap.

"Kepolisian akan uji coba dulu. Kayaknya juli uji cobanya," katanya.

Selain itu, sistem pembatasan kendaraan jangka panjang yang tengah dipersiapkan dengan memberlakukan jalan berbayar. Sudah berulang kali tertunda itu diresmikan, Ahok, sapaan Basuki, mengklaim saat ini proses lelang terus dilakukan/

"Tetap kita lelang. Makanya dari dewan transportasi kota, akan studi banding. Mereka minta. Ya kita udah setuju. Saya mintanya udah jelas. Saya mau yang dipakai oleh negara maju dan udah terbukti berapa puluh tahun. Kita enggak mau coba pakai yang baru-baru. Kita ngeri. Karena ini barang Rp 2 sampai 3 triliun. Kalau coba-coba yang baru, masa negara lain mau produknya ujicoba dia taro di kita Jakarta. Kita enggak mau resiko," jelas Ahok.

Sebenarnya, kata Ahok, sistem transportasi yang paling cocok di Jakarta adalah bus rapid transit (BRT). Alasannya, jarak tempuh akan lebih cepat. Namun, lalu lintas di Jakarta belum teratur sehingga penerapan BRT malah tak sesuai harapan.

"BRT pasti lebih cepat. Makanya sekarang BRT kita kembangkan. Dulu kita fokus 15 koridor, saya bilang salah. Jadi harusnya apa? Kita fokusnya rute. Malah mau fokus lebih dalam lagi. Kita fokus itu tujuan anda sebetulnya," bebernya.

"Jadi saya sudah tugaskan Transjakarta, anda bukan fokus melayani jalur busway lagi. Anda fokus mengetahui orang mau ke mana. Orang mau ke mana itulah yang harus kamu layani sampai sedeket mungkin dengan tujuan atau rumah dia. Ini yang kita lagi dilakukan. Tapi beli bus juga butuh waktu. Karena kita putuskan semua adalah produk lokal. Walaupun merek luar negeri tapi karoseri lokal," pungkasnya.

(mrd/red)
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Prof H Amran Suadi Optimis Kaspudin Nor Lolos Menjadi Dewas KPK

JAKARTA, JMI – Sebanyak 146 calon Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dinyatakan lolos pada seleksi admi...