|
Pabrik Tesla Di California Amerika Serikat |
JAKARTA, JMI -- Mantan
karyawan Tesla Inc (TSLA) menggugat perusahaan mobil
listrik AS itu terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Mengutip Reuters, Selasa (21/6), mantan karyawan
merasa keputusan PHK massal tersebut telah melanggar undang-undang federal
karena perusahaan tidak memberikan pemberitahuan sebelumnya.
Gugatan itu diajukan oleh dua mantan karyawan
Tesla yang terkena PHK pada minggu (19/6) malam waktu Texas. Mereka
diberhentikan sepihak oleh manajemen dari pabrik Tesla di Sparks, Nevada.
Dalam
gugatan itu tertulis bahwa lebih dari 500 karyawan diberhentikan dari pabrik
Nevada.
Pekerja
menuduh perusahaan tak mematuhi peraturan yang berlaku tentang PHK massal di
Nevada.
Aturan
itu berbunyi perusahaan harus memberitahu karyawan yang terkenal PHK massal
terlebih dahulu 60 hari sebelumnya.
"Tesla
baru saja memberitahu karyawan bahwa PHK mereka akan segera berlaku,"
tulis salah satu poin dalam gugatan itu.
Namun,
Tesla masih enggan mengomentari gugatan yang diajukan oleh dua pekerjanya
tersebut.
Mengutip CNN Business, Elon Musk
secara terang-terangan mengatakan ingin memangkas 10 persen dari pekerja Tesla.
Hal ini ia ungkapkan lewat email kepada jajaran eksekutif yang dilihat oleh
Reuters.
Berdasarkan
laporan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), pada akhir 2021 lalu,
Tesla mempekerjakan sekitar 100 ribu karyawan di berbagai cabang perusahaan
yang terletak di seluruh dunia.
Namun,
Tesla masih enggan mengomentari gugatan yang diajukan oleh dua pekerjanya
tersebut.
Mengutip CNN Business, Elon Musk
secara terang-terangan mengatakan ingin memangkas 10 persen dari pekerja Tesla.
Hal ini ia ungkapkan lewat email kepada jajaran eksekutif yang dilihat oleh
Reuters.
Berdasarkan
laporan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), pada akhir 2021 lalu,
Tesla mempekerjakan sekitar 100 ribu karyawan di berbagai cabang perusahaan
yang terletak di seluruh dunia.
Sumber : CNN Indonesia
0 komentar :
Posting Komentar