Jakarta, JMI - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengkritik gelaran Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) XVII di Solo, Jawa Tengah diwarnai dengan kericuhan.
Ma'ruf menegaskan perbedaan pendapat merupakan hal yang biasa dan berharap kejadian ini dapat diselesaikan dengan baik.
"Perbedaan itu pasti ada, biasa kita dalam hidup. Kalau tidak ada perbedaan itu namanya tidak memiliki inisiatif dan kreativitas, tetapi perbedaan itu harus bisa disalurkan secara lebih terhormat sehingga tidak perlu berlebihan sampai terjadi permusuhan," kata Ma'ruf dalam keterangan resminya saat mengelar kunjungan kerja ke Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (23/11).
Ma'ruf menegaskan edukasi kepemimpinan dan pengendalian diri sangat penting diberikan kepada generasi muda. Sebab mereka nantinya adalah calon penerus bangsa.
"Kita harus terus memberikan edukasi kepada mereka untuk bisa mengendalikan diri, apalagi mereka kan calon pemimpin," ucapnya.
Lebih lanjut, Ma'ruf menyampaikan semua tindakan dan perkataan seseorang dapat menjadi panutan (role mode) bagi orang lain. Sehingga perilaku baik, penting untuk ditunjukkan.
"Sebagai calon pemimpin dan pengusaha yang baik, tentu punya peran besar di masyarakat untuk bisa mengendalikan diri dalam menghadapi perbedaan," imbau Ma'ruf.
"Saya harapkan begitu, artinya tidak berbuntut ya. Kalau berbuntut itu yang berbahaya, tapi saya mengharap agar mereka dapat mengendalikan diri," tambahnya.
Diketahui, kericuhan di Munas Hipmi di Solo sempat terekam dalam sebuah video yang tersebar di media sosial. Sejumlah peserta terlibat adu jotos.
Ketua Organizing Committe (OC) Munas HIPMI XVII Muhammad Ali Affandi
membenarkan kejadian kericuhan tersebut. Ia menyebut, kericuhan terjadi di luar
sidang pleno Munas karena adanya kesalahpahaman.
CNN/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar